Tragis, seorang ayah nekat mengajak anaknya bunuh diri bersama. Dari hasil penelusuran, diduga aksi nekat yang dilakukan sore tadi lantaran dipicu persoalan ekonomi di keluarga tersebut. Lelaki yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri adalah Imron Rosyadi, (34) warga RT 10/RW 6 Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.
Parahnya lagi, Imron juga mengajak serta anak semata wayangnya Safrina Aisya Putri (10) melakukan aksi nekat tersebut. Imron dan Aisya Putri diduga sengaja menyengat tubuhnya dengan aliran listrik. Keduanya ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam sebuah kolam air yang dibuat dengan terpal berukuran sekira satu meter persegi, di dalam kamar Imron.
Kejadian ini pertama kali diketahui secara tidak sengaja oleh ayah Imron, Fadlan (70) sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu Fadlan baru saja pulang dari tempat kerja. Saat akan mandi, ternyata bak air di kamar mandinya habis. Fadlan kemudian mengecek sumber air yang ada di rumah anaknya, Imron yang letaknya memang bersebelah dengan tempat tinggalnya. Namun sayangnya, kondisi rumah Imron saat itu dalam keadaan terkunci. ”Lantas saya minta kepada anak saya yang lain yakni Elvi Sukaesih untuk mencari kakaknya (Imron). Saat dilihat dari celah di rumahnya, ternyata Imron terlihat sedang tidur bersama Putri,” kata Fadlan di Jepara, Senin (28/1/2013).
Namun, Fadlan tidak yakin dengan informasi tersebut. Sebab tidak biasanya Imron dan Putri tidur sore hari. Dia lantas mencoba memaksa masuk lewat pintu belakang. Fadlan pun akhirnya bisa sampai di kamar Imron. Ia pun berusaha membangunkan cucunya, Safrina Aisya Putri, namun dia justru kaget karena tangannya seperti tersengat aliran listrik. ”Lantas waktu saya amati ternyata keduanya sudah tidak bergerak. Saya lantas cabut kabel yang ada di dalam kolam itu. Dan ternyata keduanya benar-benar sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Kejadian itu lantas disampaikan ke tetangga. Hingga kemudian dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Diduga Imron nekat mengakhiri nyawanya dan anaknya Asyia Putri, akibat ada percekcokan dengan istrinya, Nurindiawarti (30). Sejumlah pesan yang ditulis korban di kaca rumahnya mengungkapkan kekecewaan Imron terhadap hubungannya dengan istrinya.
Sebelum nekat bunuh diri, Imron rupanya sudah menyiapkan banyak wasiat berupa tulisan. Dia juga menulis di atas bekas baliho, dan di dua lembar kertas bekas kalender. Informasi yang dihimpun di lapangan, Imron dan istrinya sudah hampir tiga bulan pisah rumah. Istrinya yang semula bekerja di Jakarta, setelah pulang tidak tinggal bersama suaminya, namun memilih tinggal di rumah orang tuanya di Desa Ngeling, Kecamatan Pecangaan. Kapolsek Pecangaan AKP Sukarman mengatakan, pihaknya sudah mengamankan barang bukti berupa kabel yang dipakai untuk menyengatkan diri. Dan sejumlah tulisan “wasiat” yang ditulis korban sebelum tewas.
Menurut Sukarman kematian Imron dan anaknya, Putri murni bunuh diri. Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Pecangaan diketahui jika korban tewas akibat sengatan listrik. Selain itu juga tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada jasad kedua korban. "Kalau soal motif kemungkinan besar karena faktor masalah ekonomi keluarga tersebut," tandasnya.
Sumber : http://daerah.sindonews.com